Sepak bola merupakan salah satu cabang olah raga yang paling diminati di muka bumi ini terlebih oleh kaum adam, bahkan sekarang ini kaum hawapun tak tinggal diam, mereka juga ambil bagian itu dengan adanya sepak bola wanita yang sudah di pertandingankan di seluruh dunia.
Kali ini saya akan menceritkan pegalaman pertama saya bermain sepak bola. Waktu itu saya masih duduk di kelas 4 SD, tepatnya di SD Inpres Sidabagas. Saat itu kami sudah selesai ujian, jadi aktifitas belajar sudah tidak ada lagi. Moment ini kami manfaatkan untuk mengadakan pertandingan sepakbola antar kelas. Walaupun hanya dengan bola plastik yang seadanya, tapi pertandingan cukup menyita perhatian guru untuk ikut menyaksikan jalannya pertandingan.
Kondisi lapangan seadanya yang berada dibelakang sekolah, dengan gawang tanpa tiang dan hanya terbuat dari tumpukan sepatu menjadi saksi serunya pertandingan. Dengan kondisi gawang seperti itu, maka proses terjadinya gol cukup sulit terjadi. Bola datar menjadi gol yang cukup sah karena tidak adanya tiang gawang. Meskipun tanpa wasit dan asisten wasit apalagi teknologi garis gawang yang lagi trend sekarang ini, namun pertandingan berjalan dengan fair. Jumlah pemain per tim hanya 7 orang saja itu mengingat kondisi lapangan yang cukup sempit. Kali ini lawan tanding kami adalah kakak kelas kami yaitu kelas 5. Saat itu aku di tunjuk untuk menjadi Defender alias pemain belakang/bek Berulangkali aku berhasil menghalau bola, bisa dikatakan inilah memang posisi yang pas untukku sedangkan yang menjadi Goal Keeper / kiper kami adalah si alex. Dia memang sedikit tempramental bahkan sama teman satu tim sendiri ia akan marah-marah jika melakukan kesalahan. Maklum sajalah karena dialah donatur kami. Pertandingan sudah berjalan sekitar 25 menit dari 30 menit yang direncanakan namun belum jua menciptakan sebiji gol pun. Peluang demi peluang tercipta oleh kedua tim, namun berhasil di mentahkan oleh kedua penjaga gawang masing-masing tim.
Babak pertama telah usai dan langsung dilanjutkan ke babak kedua tanpa waktu istirahat. Ini sesuai dengan kesepakatan kedua tim. Kali ini si alex sudah mulai jengah dengan striker kami yang tidak bisa memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan rotasi dan dia ingin menjadi striker. Akupun di tunjuknya untuk menggantikannya sebagai kiper. Sebenarnya aku menolak karena itu bukan posisi yang ku inginkan dan aku juga tak punya keahlian dalam menangkap bola. Namun karena mereka semua menunjuk aku dengan sangat terpaksa aku harus menerimanya.
Babak kedua berjalan cukup alot, masukknya alex menjadi striker tak jua membuahkan gol untuk kami. Kedua tim saling jual serangan. Kami lebih banyak menyerang dari sisi sayap dengan mengandalkan bola-bola crossing namun tak berhasil. Dan malapetaka berada pada tim kami, melalui serangan balik cukup cepat tim kami kebobolan pada menit ke 50-an. Sepakan keras striker tim lawan membentur salah satu kaki pemain belakang kami dan bola masuk tanpa bisa ku tepis. Kedudukan sementara 0-1. Aku terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Kemudian si alex langsung menghampiriku dan berkata"Bodoh kalilah kau jadi kiper!, itu ajapun gak bisa kau tangkap." Ia langsung mendorongkanku, kemudian ia mengambil bola plastik itu dan melemparkannya kewajahku dengan cukup keras. Aku langsung menangis dan meninggalkan lapangan pertandingan alias Walk Out meskipun beberapa temanku mencoba membujukku.Dalam hatiku berkata "Jangan samakan aku dengan Curtois ataupun buffon apalagi casillas". Mereka adalah kiper kelas dunia yang cukup lihai dalam menjaga gawang mereka dari gempuran para striker haus gol seperti Lionel Messi, CR7, Benzema, Suares, J. Rodrigues, Van Versi dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Lanjut cerita, Akhirnya aku digantikan oleh temanku dan aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Aku cukup kesal dengan ulahnya itu. Mungkin kalau ada wasit dia sudah terkena akumulasi kartu merah karena telah mencederai teman sendiri.(ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha)
Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari teman, tak ada lagi gol tercipta sampai babak kedua usai. Dengan demikian tim kami harus mengakui kemenangan tipis kakak kelas kami. Keesokan harinya si alex datang meminta maaf pada saya dan kami kembali lagi berteman seperti biasa tanpa ada rasa dendam. Karena sebagai teman yang baik kita harus saling memaafkan satu sama lainnya,,,
SEKIAN
Kali ini saya akan menceritkan pegalaman pertama saya bermain sepak bola. Waktu itu saya masih duduk di kelas 4 SD, tepatnya di SD Inpres Sidabagas. Saat itu kami sudah selesai ujian, jadi aktifitas belajar sudah tidak ada lagi. Moment ini kami manfaatkan untuk mengadakan pertandingan sepakbola antar kelas. Walaupun hanya dengan bola plastik yang seadanya, tapi pertandingan cukup menyita perhatian guru untuk ikut menyaksikan jalannya pertandingan.
Kondisi lapangan seadanya yang berada dibelakang sekolah, dengan gawang tanpa tiang dan hanya terbuat dari tumpukan sepatu menjadi saksi serunya pertandingan. Dengan kondisi gawang seperti itu, maka proses terjadinya gol cukup sulit terjadi. Bola datar menjadi gol yang cukup sah karena tidak adanya tiang gawang. Meskipun tanpa wasit dan asisten wasit apalagi teknologi garis gawang yang lagi trend sekarang ini, namun pertandingan berjalan dengan fair. Jumlah pemain per tim hanya 7 orang saja itu mengingat kondisi lapangan yang cukup sempit. Kali ini lawan tanding kami adalah kakak kelas kami yaitu kelas 5. Saat itu aku di tunjuk untuk menjadi Defender alias pemain belakang/bek Berulangkali aku berhasil menghalau bola, bisa dikatakan inilah memang posisi yang pas untukku sedangkan yang menjadi Goal Keeper / kiper kami adalah si alex. Dia memang sedikit tempramental bahkan sama teman satu tim sendiri ia akan marah-marah jika melakukan kesalahan. Maklum sajalah karena dialah donatur kami. Pertandingan sudah berjalan sekitar 25 menit dari 30 menit yang direncanakan namun belum jua menciptakan sebiji gol pun. Peluang demi peluang tercipta oleh kedua tim, namun berhasil di mentahkan oleh kedua penjaga gawang masing-masing tim.
Babak pertama telah usai dan langsung dilanjutkan ke babak kedua tanpa waktu istirahat. Ini sesuai dengan kesepakatan kedua tim. Kali ini si alex sudah mulai jengah dengan striker kami yang tidak bisa memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan rotasi dan dia ingin menjadi striker. Akupun di tunjuknya untuk menggantikannya sebagai kiper. Sebenarnya aku menolak karena itu bukan posisi yang ku inginkan dan aku juga tak punya keahlian dalam menangkap bola. Namun karena mereka semua menunjuk aku dengan sangat terpaksa aku harus menerimanya.
Babak kedua berjalan cukup alot, masukknya alex menjadi striker tak jua membuahkan gol untuk kami. Kedua tim saling jual serangan. Kami lebih banyak menyerang dari sisi sayap dengan mengandalkan bola-bola crossing namun tak berhasil. Dan malapetaka berada pada tim kami, melalui serangan balik cukup cepat tim kami kebobolan pada menit ke 50-an. Sepakan keras striker tim lawan membentur salah satu kaki pemain belakang kami dan bola masuk tanpa bisa ku tepis. Kedudukan sementara 0-1. Aku terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Kemudian si alex langsung menghampiriku dan berkata"Bodoh kalilah kau jadi kiper!, itu ajapun gak bisa kau tangkap." Ia langsung mendorongkanku, kemudian ia mengambil bola plastik itu dan melemparkannya kewajahku dengan cukup keras. Aku langsung menangis dan meninggalkan lapangan pertandingan alias Walk Out meskipun beberapa temanku mencoba membujukku.Dalam hatiku berkata "Jangan samakan aku dengan Curtois ataupun buffon apalagi casillas". Mereka adalah kiper kelas dunia yang cukup lihai dalam menjaga gawang mereka dari gempuran para striker haus gol seperti Lionel Messi, CR7, Benzema, Suares, J. Rodrigues, Van Versi dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Lanjut cerita, Akhirnya aku digantikan oleh temanku dan aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Aku cukup kesal dengan ulahnya itu. Mungkin kalau ada wasit dia sudah terkena akumulasi kartu merah karena telah mencederai teman sendiri.(ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha,,,ha)
Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari teman, tak ada lagi gol tercipta sampai babak kedua usai. Dengan demikian tim kami harus mengakui kemenangan tipis kakak kelas kami. Keesokan harinya si alex datang meminta maaf pada saya dan kami kembali lagi berteman seperti biasa tanpa ada rasa dendam. Karena sebagai teman yang baik kita harus saling memaafkan satu sama lainnya,,,
SEKIAN
0 comments:
Post a Comment