Cerita ini bermula saat aku berjanji mau menjemput seorang wanita yang baru aku pacari beberapa bulan yang lalu dari salah satu rumah sakit di medan ini. Minggu ini aku kerja shift pagi. Begitu pulang kerja aku langsung meminjam kereta temanku. Kebetulan dia masuk shift siang. Aku langsung bergegas pulang, istirahat sebentar sambil nunggu sms darinya. Maklum ajalah sama yang baru pacaran. Masih penuh dengan perhatian. Dan tibalah waktunya aku harus menjemputnya dari rumah sakit usai menjenguk kakaknya yang baru melahirkan. Dia sudah beberapa kali menelponku, tapi aku tidak mendengarnya karena aku lagi di atas kereta menuju kesana. Sesampainya di sana, aku melihat mereka sudah menungguku. Mereka ada 4 orang, 2 keponakannya, dia berserta ibunda tercintanya. Aku berhenti tepat di depan mereka. Dia tersenyum kepadaku sambil berkata "Mamak ajalah duluan kau antar yah sama adek ini". Bilangkan keponakannya yang laki-laki. "ya udah gak pa pa" sahutku kembali. Ibundanya naik dan disusul sama keponakannya dan kamipun pergi. Di perjalanan ibunya sempat berkata "Molo mangalo manang mangaturi ibana attor toparhon babanai dah amang". Aku hanya bisa tersenyum dalam hati,,,
Setelah tiba di rumahnya, aku kembali lagi untuk menjemput dia dan keponakannya yang perempuan. Hanya beberapa menit akupun tiba disana. Kebetulan jarak rumahnya dengan rumah sakit itu tidak begitu jauh. Mereka pun naik. Tapi kali ini kami tidak langsung pulang. Dia mengajakku keliling-keliling kota medan dulu. Maklum ajalah masih baru pacaran jadi masih pengen lebih lama berduaan (hihihihihi). Sebenarnya aku belum tau banyak tentang jalan-jalan di kota medan ini dan aku juga belum punya SIM, tapi aku tetap nekat membawanya jalan. Tak terasa pantat sudah mulai panas di atas kereta, hari juga sudah mulai malam. Kami sudah berada di jalan yos sudarso menuju jalan putri hijau yang merupakan jalan satu arah. Dan tibalah kami di simpang jipur putri hijau. Aku jalan terus dan aku tiba-tiba berhenti karena jalan itu hanya satu arah. Seorang pria tegap berjaket hitam dan mengendarai kereta king hampir saja menabrakku dari belakang. Untung saja dia bisa mengelak, sehingga tidak samapai terjadi apa-apa.
Aku terkejut, dia langsung turun dari keretanya dan membentakku. "Kau mau mati yah". Aku langsung gemetar tak karuan melihat senjata laras panjang di bahunya. Aku hanya bisa berkata "Maaf pak aku tadi gak tau jalan, aku masih baru di medan ini". "Maaf! maaf! maaf!, klo mati tadi aku kek mana! bisa kau ganti! enak aja kau minta maaf" bentaknya. Kemudian dia bertanya "Mana SIMmu?". "Gak ada pak, belum saya urus" jawabku. "Mana STNKmu?". tanya om brimob kembali. "Tinggal pak dirumah". "Jadi apa yang kau punya!, berarti curanmorlah kau ini gak ada bawa apa-apa!." bentaknya lagi. "cuma KTPlah yang ada pak". Aku mengeluarkan KTPku dari dompetku. Kemudian om brimob bertanya lagi" cewek ini siapamu?" "adekku pak kami tadi baru pulang dari rumah sakit" jawabku. "gak mungkin adekmu kau bawa malam-malam begini keluar, pasti dia pacarmu kan?. Jujur aja kau" bentaknya lagi. "Sekarang kau ambil dulu STNK sama SIMmu baru bisa kau ambil kereta ini" Om brimob langsung mendorong kereta itu ke dalam mes brimob yang di putri hijau. Kemudian aku langsung mendekati Om brimob itu. "Yah udah Pak dame-dame ajalah kita, berapalah ku kasih sama bapak". Mendengar itu om brimob langsung naik tensi. "kau pikir lebih bayak uangmu dari uangku?" katanya. Aku sudah mulai putar otak, pusing tujuh keliling. Jam sudah menunjuk angka 9. Itu atinya temanku sebentar lagi akan pulang kerja. Dia sudah mengesms aku untuk mengantarkan keretanya.
Kemudian beberapa teman om brimob mendatangi kami. "Ada apa ini bro" kata mereka sama om brimob itu. "Orang ini gak tau bawa kereta hampir aja tadi kami tabrakan, untung aku bisa ngelak. Udah gak ada SIMnya, gak ada STNK, tarik tiga pula lagi" katanya. Om brimob itu kemudian bertanya kepada pacarku. "Boru apa kau dek?". "Boru silalahi bang". jawabnya. "Aduh itoku pula lagi kau" kata Om brimob. Kemudian om brimob bertanya lagi samaku. " marga apa kau?", " Marga simarmata Pak". jawabku. Salah seorang dari teman brimob berkata." Bah marappara do hape hita", " Udahlah belikkan aja samsu sebungkus kasih sama bapak itu ya pra" katanya samaku. Aku langsung bergegas membelikan rokok samsu sebungkus dan memberikannya sama om brimob itu dan aku juga meminta maaf padanya. "Sekali lagi bagus-bagus kau naik kereta, kalau gak karena ito ku ini gak akan ku lepas kau". katanya. "iya pak" sahutku. Kemudian dia memberikan kunci keretaku dan berkata."hati-hati kalian". "iya pak makasih". Aku langsung bergegas menghidupkan kereta dan pergi meninggalkan om brimob beserta rekan-rekannya. Aku sangat senang akhirnya diijinkan pulang. Bisa kubayang gimana kalau aku harus pulang dulu ngambil SIM dan STNK. Pastilah yang punya kereta memaki-makiku. Trus waktu juga semakin larut malam. Pengalaman berharga kudapat malam ini, begitu pentingnya marga itu bagi orang batak seperti aku ini,,,
Sekian dan terima kasih,,,
Jangan malau jadi orang batak,,,
0 comments:
Post a Comment