Monday, 17 February 2014

KDAT(Kekerasan Dalam AngkoT)

 Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku semalaman. Aku buka kedua bola mataku sambil menatap kearah cahaya yang menerobos masuk dari ventilasi rumahku. Aku menatap jam dinding yang diam terpaku sambil berdetak detik-demi detik. Aku terkejut melihat jam itu, ternyata hari sudah siang tepat pukul 12.35. Aku mulai bergegas bangkit dari tidurku dan mulai beraktifitas, mencuci baju yang sudah bergelantungan tak karuan di segala penjuru kamar. Setelah semuanya beres, perut sudah keroncongan dan aku harus mengisinya dengan sesuap nasi, sepotong lauk dan setengguk air putih.

Selanjutnya aku tak tau lagi mau ngapaen. Aku tak mungkin tidur. Aku memutuskan untuk mengisi sisa waktuku hari ini keladang tulangku yang ada ditembung. Aku mengajak adekku dan sepupuku. Kami berempat pergi dengan mengendarai sepeda motor. Setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai disana.
Kali ini kami disuruh untuk memotong batang ubi yang ada diladang itu. Dengan modal 2 bilah pisau semua batang ubi selesai kami tumbangkan dengan tenggat waktu hanya 1 jam. Kami tak terlalu serius mengerjakannya sambil bercanda ria dan sekali-sekali serius sambil mengabadikan moment tertentu dalam bentuk foto-foto.

Setelah semua selesai kami memetik beberapa ikat sayur sayur bayam yang masih segar, kangkung, sawi dan beberapa biji mentimum punya tulangku. Sang fajar sudah mulai tenggelam seiring berputarnya waktu. Hari sudah semakin malam, kamipun bergegas pulang. Ditengah perjalanan pulang ada satu peristiwa unik yang terlihat oleh mataku dan memunculkan sebuah ide di benakku untuk ku tuliskan menjadi sebuah cerita singkat yang mungkin bisa memberi manfaat bagi orang yang mampir diblogku. Walaupun hanya sekedar tapi paling tidak ini bisa mengalihkan pikikanku dari kesulitan hidup yang semakin menjadi-jadi.

Aku mengendarai sepeda motorku dengan santai di belakang sebuah mini bus yang juga melaju dengan santai tepat didepanku. Tiba-tiba dua orang penumpang terlibat minibus itu adu mulut dan saling tonjok-tonjokan. Sekilas aku tampak serius melihat aksi mereka. Dan akupun mulai serius mengikuti angkutan itu sambil menyimak perilaku kedua insan ciptaan Tuhan itu. Mereka kelihaannya pasangan kekasih yang lagi diterpa gelombang bara api asmara. Pertengkaran mereka tampak semakin seru dan sudah mulai ada aksi tunjang-tunjangan, padahal penumpang dalam angkutan itu cukup ramai tapi mereka tak perduli apa kata orang. Mereka saling mencurahkan bara api yang ada di hati mereka. Ntah apa sebabnya tak mungkin kutelusuri. Tapi peristiwa ini bisa dibilang kekerasan dalam angkot.(hehehe). Sang wanita tampak menangis sambil memegang Handphone blackberry di tangan kanannya. Dia tampak sibuk menelepon seseorang. Air mata bercucuran dipipinya. Jujur sebagai aku sendiri tak tega melihat sang wanita itu menangis tersedu-sedu. Tapi aku tak mungkin mencampuri urusan orang lain yang tidak tau persis akar dari permasalannya. Tapi paling tidak aku masih punya hati nurani dan masih punya rasa iba terhadap sesama. Dan pesan  yang bisa ku petik dari cerita ini adalah adalah janganlah menyelasaikan masalah keluarga di depan umum apalagi sampai main tonjok-tonjokan, apa kata dunia!!!(hehehehehe)

Akhirnya sang lelakipun beranjak keluar dari dalam angkot dan memutuskan untuk turun dari angkot. Aku hanya bisa tersenyum melihat aksi mereka berdua. Dan akupun langsung bergegas mendahului angkot tersebut karena tak ada lagi hal uniik yang bisa ku saksikan lagi,,,

Sekian,,,

0 comments:

Post a Comment