Friday, 25 October 2013

Cerpen (" Tanya Jawab ala Pak JS ")

Malam ini aku terpaksa harus belajar lebih serius, padahal sebelumnya saya jarang sekali belajar kecuali kalau mau menghadapi ujian aja. Maklum ajalah gimana kondisi kehidupan kampung-kampung, setiap hari sepulang sekolah saya harus membantu kedua orang tua saya ke ladang . So pasti capek bangatlah tuh. Jadi waktu malam sudah gak ada lagi niat untuk belajar karena capeknya. So sehabis makan malam langsung aja tidur pules. Tapi malam ini agak beda, kenapa saya bilang beda??? Soalnya besok kami ada belajar kesenian yang di ajarkan oleh pak JS. Bapak ini terkenal agak killer dan sangat di segani tapi juga di sayangi, karena selain killer bapak ini juga humoris.

Ayam sudah berkokok pertanda pagi sudah menyapa. Aku langsung terbangun dari tidurku dan langsung menatap jarum jam yang  menempel di dinding rumahku. Jarum jam sudah menunjuk angka 6. Huayammmm ! "Aduh sudah pagi rupanya". Saya langsung bergegas mengambil handuk dan mengambil ember kecil berisi perlengkapan mandi. Saya langsung megeluarkan kerbau-kerbau kami dari kandang dan menghantarkannya ke padang rumput hijau.

Setelah itu saya langsung mandi dan bergegas kembali kerumah. Sesampainya dirumah, saya langsung sarapan dan mengenakan seragam putih biru, memakaikan sepatu dan menyandang tas kecil. Trus saya langsung pamitan sama kedua orang tuaku. Aku kembali melihat ke Jam dinding rumahku. Aku kaget "Aduh! " Jarum jam sudah menunjukan pukul 07.10. Saya berlari kencang sepanjang jalan kurang lebih 3 km jaraknya dari rumahku ke sekolah. Aku harus bisa samapai dalam tempo waktu 20 menit, karena kami masuk pada pukul 07.30. Aku berlari trus tanpa henti sepanjang waktu. Aku tak menjumpai seorang temanpun di jalan. Mereka semua sudah berangkat terlebih dahulu. Aku terus mengayunkan langkah tanpa henti. Dan akhirnya aku bisa samapi tepat pada pukul 07.30. Meskipun "ngos-ngosan" tapi aku sangat senang karena aku tidak terlambat.

Aku langsung meletakkan tas kecilku ke dalam laciku dan langsung masuk ke barisan teman-teman satu kelasku karena sebentar lagi akan di mulai senam pagi. Bapak/ ibu guru sibuk mengatur barisan kami semua. Dan 15 menit kemudian senampun selesai. Saat itu aku sudah menginjak kelas 3A di SMP N 2 Simanindo. Pak gurupun sudah menginstruksikan bubar barisan dan menyuruh kami masuk kedalam kelas masing-masing. Wajah-wajah siswa/i kelas 3A tampak tegang semua. Kami semua langsung masuk kedalam kelas dan langsung mebolak-balikkan buku catatan. Suasana kelas terasa tegang dan semuanya tampak sibuk. Pelajaran kesenian dimulai pada pukul 08.00. Suasana berubah semakin tegang setelah terdengar detak langkah sang guru. Bapak itu langsung masuk dan senyum melihat expresi wajah kami yang begitu tegang.

"Selamat Pagi!" kata pak guru, "Selamat pagi pak!" sahut kami semua. "Kalian sudah siapkan???", "Belum pak!" sahut kami kembali. "Pokoknya siap tidak siap harus siap", kata pak guru sambil tertawa. Bapak itu kemudian langsung menjelaskan peraturannya. Setiap orang boleh bertanya kepada satu orang teman dan di usahakan pertanyaanya sulit kalau tidak sulit pertanyaan harus di ganti. Dan setiap orang yang tidak bisa menjawab pertanyaan, harus berdiri diatas kursi dan bagi yang bisa menjawab tetap duduk. Setiap penanya harus memilih kepada siapa pertanyaan itu ditujukan. Semua buku di simpan ke dalam laci/tas masing-masing.

"Sudah Paham" kata pak guru. "Sudah Pak" sahut kami. "Kalau begitu langsung saja kita mulai". Bapak itu langsung memilih salah satu dari kami untuk menjadi penanya pertama. Dia adalah walsudin, dia diminta untuk membuat pertanyaan pertama dan harus memilih kepada siapa pertanyaan itu di tujukan. Dengan wajah yang tegang dia menatap kami semua dan bingung  kepada siapa pertanyaannya di tujukan. Akhirnya dia memilih seorang perempuan yang bernama Medyanti. Dia membacakan pertanyaannya. Dan ternyata Medyanti tidak bisa menjawab pertanyaannya dengan benar. Maka sebagai hukumannya dia harus berdiri diatas kursinya sampai pelajaran selesai. Suasana semakin menegangkan. Saya melihat sudah banyak teman saya yang berdiri diatas kursi. Setelah beberapa lama tanya jawab berlangsung. Seorang teman kami yang bernama Melpi mendapat giliran untuk membuat pertanyaan. Dan dia menujukan pertanyaannya kepada saya. Saya langsung terkejut. Dia membacakan pertanyaannya. Ku hanya bisa dam seribu bahasa. Saya sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaannya. Saya langsung berdiri dan tidak terasa air mataku menetes perlahan.

Melihat saya menangis pak guru langsung menyuruh saya duduk. Dan pak guru berkata "Mungkin dia hanya lupa, tapi sebenarnya dia itu sudah mempelajarinya, makanya dia menangis". Kemudian sesi tanya jawab di lanjutkan kembali sampai semua selesai. Dan dari hasil sesi tanya jawab, hanya beberapa orang saja yang duduk termasuk saya itupun karena menangis.(hihihihii,,,,) Selebihnya berdiri semua. Mereka semua di hukum dengan sejengkal lidi yang di pukulkan ke tulang hidungnya. Rasanya cukup sakit dan bisa juga membuat menangis. Sebenarnya saya cukup malu dan merasa menyesal telah menangis terutama karena saya adalah seorang laki-laki. Sedangkan yang perempuan saja tidak menangis pikirku dalam hati.  Namun apa boleh buat semua sudah terjadi. Saya menjadi bahan ejekan buat mereka pada hari itu,,,

Sekian dan terima kasih,,,
(Iseng-iseng berhadiah,,,)
 .

0 comments:

Post a Comment