Wednesday, 6 November 2013

Goresan di Siang Bolong,,,


Pagi ini cuaca cukup terik. Aku terduduk di depan komputer sambil membuka situs jejaring sosial dan mau update status, comment status teman dan searching informasi. Belum begitu ramai orang di sini. Hanya ada satu, dua orang saja. Itupun anak sekolah yang cabut karena malas, karena banyak PRlah dan berbagai macam alasan yang mereka bilang. Aku duduk bersandar di kursi plastik yang tak begitu ramah untuk punggungku. Aku begitu serius menatap monitor yang seolah-olah tak pernah bosan diam terpaku di atas meja operator. Halaman demi halaman telah kubaca dan aku hanya membaca apa yang menurut aku penting untuk di baca. Dan tak terasa waktu bergulir tanpa henti dan tanpa jeda pula.

Kini waktu sudah siang. Cuacapun semakin terik dan panas. Keringat mulai menetes membasahi kulit dan akhirnya meresap ke baju ini. Anak sekolah sudah pada pulang. Warnet ini akan mulai rame dengan anak-anak sekolah yang hobby main game online. Bahkan kebanyakan dari mereka belum mengganti seragam sekolahnya sudah langsung pergi main ke warnet. Inilah potret anak jaman sekarang ini yang hidup di era digitalisasi terlebih yang tinggal di kota metropolitan. Sangat berbanding terbalik dengan era jaman ku dulu yang hidup sederhana di pedesaan terpencil. Aku hanya punya sedikit waktu untuk bermain dengan teman seusiaku, selebihnya membantu orang tua. Permainan kami hanyalah menggelindingkan kelereng di tanah berdebu halam rumah, main petak umpet, main gambar-gambaran dan yang lainnya.

Suasana mulai bising disini. Tiba-tiba ada seorang pengendara motor yang berhenti tepat di depan warnet ini. Dia membawa sebatang kayu di tangan kirinya. Wajahnya tak begitu jelas karena ia mengenakan helm hitam di kepalanya. Dia memarkirkan sepeda motornya dan langsung merongsok masuk kedalam warnet. Ia nampak begitu bringas ibarat singa yang sedang kelaparan. Ia langsung menarik seorang anak kecil keluar dari warnet. Kira-kira usianya masih sepuluh tahunan. Ia memukulkan sepotong kayu yang di bawanya ke betis sang anak berkali-kali sampai kayu itupun patah. Kakinya merah merekah. Dia mulai menangis karena sakitnya. Tak puas sampai disitu, Sang Bapak kembali meluapkan amarahnya kepada si anak dengan tamparan keras di pipinya. Kemudian ia mencakari seluruh kantong si anak dan ia mendapat duit recehan 17.000,-(Tujuh belas ribu rupiah).
Sang bapak berkata : "Mana lagi duitnya? kemana kau buat duit mamakmu yang kau curi 100.000,-(seratus ribu rupiah) itu? Mau jadi pencuri kau di rumahmu sendiri??? Kau pikir gak susah cari duit itu! Bapak sama mamak susah-susah cari duit kau malah enak-enak  disini main warnet. Ayo pulang!". dan merekapun pergi.

Dampak perkembangan teknologi sangat banyak, baik dari segi positif maupun negatif. Dari segi positif kita mungkin sudah pada tahu semua dan dampak negatifnya adalah seperti contoh  diatas yaitu tergerusnya moral generasi muda saat ini,,,dan masih banyak lagi yang lain,,,

Terima Kasih,,,

0 comments:

Post a Comment